BAB I
Pembagian
Kerja dan Struktur Organisasi
1. Definisi dan
Pengertian Organisasi
Pengorganisasian (Organizing) Menurut kamus istilah
organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang
terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antara bagian-bagian dipengaruhi
oleh hubungan mereka dengan keseluruhan sruktur tersebut. Sedangkan
pengorganisasian sendiri mempunyai arti yakni sekelompok orang yang bekerja
sama dengan menempatkan tugas,fungsi,wewenang, dan tanggung jawab masing-masing
untuk mencapai suatu tujuan.
Fungsi pengorganisasian:
a. Adanya pembagian tugas dan penggolongan
kegiatan perusahaan.
b. Pembagian tugas kegiatan perusahaan kepada
kelompok yang telah ditetapkan.
c. Menentukan kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Selain mempunyai fungsi, pengorganisasian juga
mempunyai tujuan yakni:
a. Kemudahan dalam pelaksanaan tugas.
b. Kemudahan pimpinan dalam melakukan
pengawasan.
c. Kemudahan dalam menentukan orang-orang yang dipercaya
dalam melaksanakan tugas.
Pentingnya mengenal Organisasi :
a. Terciptanya hubungan yang baik antaranggota
organiosasi.
b. Setiap anggota mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Spesialisasi dalam melaksanakan tugas
Bentuk-Bentuk
Organisasi
- Organisasi Garis : diciptakan oleh Henry Fayol.
Organisasi ini hanya mengenal satu komando. Satu
wewenang yang turun langsung dari pempin kebawahan, mulai dari manajer puncak
langsung ke mandor, bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan.
- Organisasi Garis dan Staf : diciptakan oleh Harrington Emerson.
Merupakan bentuk organisasi yang mengambil
kelebihan-kelebihan dari organisasi garis seperti adanya pengawasan secara
langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi staf seperti
adanya spesialisasi kerja.
- Organisasi Fungsional : diciptakan oleh F.W. Taylor
Bentuk organisasi ini merupakan gabungan dari bentuk
organisasi fungsional dan organisasi garis dan staf.
Prinsip-Prinsip
Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para
ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap
dalam bukunya “Organization of Canadian
Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi
meliputi:
- Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang
ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya
tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai
antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
- Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang
jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat
mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan
menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
- Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau
bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
- Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam
menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang
kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin
tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang
dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan
dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih
dahulu kepada atasannya lagi.
- Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus
bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
- Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan
berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal
maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan
keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas,
akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta
menunjang efektivitas jalannya organisasi.
- Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus
dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang
kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu
organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya. Prinsip Fungsional
: Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas
tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari
pekerjaannya.
- Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat
dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
- Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif
dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus
sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan
diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi
yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa
terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang
ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
- Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi
(external factor), sehingga
organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
- Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya
kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya
karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi
tersebut.
Sebab
keberhasilan dan kegagalan Organisasi
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti
berhubungan dengan peran para anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila
ada kerjasama yg baik antar para anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat
disebabkan karna adanya faktor internal di pengorganisasian tersebyut yang
bersifat negatif.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen
(unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya
pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan
yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu
struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan.
Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Organisasi
Ernie (2006), menyatakan ada 4 faktor yang
mempengaruhi struktur organisasi yaitu:
- · Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian
tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai
jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan
dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi
organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.
- · Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai
faktor diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga
jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi
tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan
pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga
tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala
besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik
garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena
ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan
pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas
tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga
kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah
penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil
biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu
banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
- · Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah
terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga,
faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah
organisasi.
- · Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk
menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh
organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan
yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur
organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya,
lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur
organisasi.
Fungsi
Struktur Organisasi
- · Kejelasan Tanggung Jawab
Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan
apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus
bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan,
karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
- · Kejelasan Kedudukan
Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur
organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan
karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada
seseorang.
- · Kejelasan Uraian Tugas
Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi
sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan
bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan
karena uraiannya yang jelas.
3. Pembagian
Kerja
Pembagian kerja adalah merupakan
penjadwalan kerja personila karyawan di suatu perusahaan.Fungsi pembagian kerja
ini untuk memudahkan dan menghindarkan bentrok kerja.Diwujudkan untuk
mengelompokan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing personil atau
unit kerja.Dengan jadwal ataupun definisi pembagian pekerjaan akan disesuaikan
dengan kemampuan seorang atau unit lebih terlihat,dan yang jelas lebih
mengurangi tingkat kerumitan.Yang pastinya akan lebih efektif dan
efisiensi.Dalam perusahaan taupun organisasi memiliki tingkat manajemennya
masing-masing ,dari tingkat manajemen atas(top manager) atau (SPL) Stategic
Planing Level,Midle manager atau (MCL) Manajement Control Unit,Tingkat manager
paling bawah atau (OCL)Operational Control Level.Penjelasan dari tingkatan ini
adalah:
1. Top manager (SPL) Strategic Planing Level
Adalah Tingkat manager paling atas
yaitu tugasnya adalah sebagai pembuatan Rencana/planing.Perumusan strategi dan
sasaran.Biasanya tingkat management ini mengambil informasi dari lingkungan
luar,maksutnya karna pentingnya informasi ini untuk kepentingan apa yang sedang
dibutuhkan oleh masyarakat luas,dengan begini si manager ini membuat rencana
apa yang harus dikerjakan oleh perusahaannya agar hasil produksinya nanti dapat
mendapat minat tinggi dari konsumen luas.Dan juga dalam hal pelaporan keadaan
di perusahaan atau organisasi tingkat ini lebih mengambil informasi perusahaan
secara ringkas saja.misal omset bulan ini mencapai target atau tidak,dan berapa
jumlahnya,tingkat ini hanya menerima laporan akhir saja.karena tugas untuk
membuat laporan sudah ada yang mengerjakannya.
2. Midle Manager (MCL) Management Control Level
Adalah tingkatan manager tengah
bertugas pengendalian managemen,Yaitu membuat rumusan anggaran dan
alokasi sumber daya.Melaksanakan tugasnya yang informasinya bersumber dari
internal.dan membuat laporannya secara rinci karena dia bertanggng jawab
melaporkana hasil dan kondisi perusahaan atau organisasi.
3. Tingkat bawah manager (OCL) Operational Control
Manager
Adalah tingkatan manager paling
bawah bertugas pengendalian operasional,yaitu pengendalian aktivitas dan
laporan prestasi.Ikatan manajemen yang bertanggung jawab atas pekerja
dibawahnya.Tingkat ini mengambil informasi dari internal,karena mengerjakan apa
yang akan dilakukan oleh karyawan atau personil sesuai dengan rancangan dari
manajement tingkat atas.Membuat laporan hasil kerja atau transaksi diperusahaan
dengan rinci,karena tingkat ini bertugas melaporkan semua hal yang ada dalam
perusahaan.
Dengan adanya pembagian kerja
seperti diatas memudahkan pekerjaan dan terorganisasi.masing-masing divisi
mempunyai tugas masing-masing.
4.
Departementalisasi
Departementalisasi adalah dasar yang digunakan
untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok / satu grup.
5 bentuk umum
departementalisasi :
- Departementalisasi fungsional
Mengelompokkan sejumlah pekerjaan berdasarkan fungsi yang dilaksanakan.
Kelebihan :
ü Efisiensi dari meletakkan bersama kekhususan yang serupa dan orang-orang
dengan keahlian, pengetahuan dan orientasi yang sama.
ü Koordinasi di dalam fungsional.
ü Spesialisasi yang mendalam.
Kekurangan :
ü
Komunikasi yang buruk di
seluruh bidang fungsional.
ü
Pandangan yang terbatas
tentang sasaran organisasi.
- ·
Departementalisasi Geografis
Mengelompokkan pekerjaan berdasar kewilayahan atau geografi.
Kelebihan :
ü Penanganan
yang lebih efektif dan efisien atas permasalahan regional khusus yang muncul.
ü Melayani
kebutuhan pasar geografis yang unik dengan lebih baik.
Kekurangan :
ü Fungsi yang
rangkap.
ü Dapat merasa
terisolasi dari wilayah organisasi lainnya.
- · Departementalisasi Produk
Mengelompokkan pekerjaan berdasar lini produk.
Kelebihan :
ü Memungkinkan
spesialisasi dalam produk atau jasa tertentu.
ü Manajer
dapat menjadi ahli dalam industri mereka.
ü Lebih dekat
dengan para pelanggan.
Kerugian :
ü Fungsi yang
rangkap.
ü Pandangan
yang terbatas tentang sasaran organisasi.
- Departementalisasi Proses
Mengelompokkan pekerjaan berdasar arus produk/ pelanggan.
Kelebihan :
ü Arus
kegiatan kerja yang lebih efisien.
Kerugian :
ü Hanya dapat
digunakan untuk jenis produk tertentu.
- Departementalisasi Pelanggan
Masalah bersaing yang dapat sangat baik dipenuhi dengan mempunyai tenaga spesialis bagi masing-masing pelanggan itu.
Organisasi-organisasi besar
sering menggabungkan sebagian besar/ semua bentuk departementalisasi itu.
5. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
·
Bentuk
Organisasi Lini/Organisasi Garis
Organisasi lini/organisasi garis adalah bentuk
organisasi dimana wewenang atasan dan bawahan terhubung langsung secara
vertikal. Dalam bentuk organisasi ini, kepala unit mempunyai tanggung jawab
untuk melaporkan kepada satu kepala unit di atasnya.
Ciri-ciri organisasi lini:
- · Jumlah karyawan sedikit
- · Manajer di bawah tom manajer hanya sebagai pelaksana
- · Sarana dan alatnya terbatas
- · Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung
- · Pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah top manajer
Kebaikan organisasi lini:
- · Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando
- · Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar
- · Proses pengambilan keputusan berjalan cepat
- · Disiplin dan loyalitas tinggi
- · Rasa saling pengertian antar anggota tinggi
Kekurangan organisasi lini:
- · Ada tendensi gaya kepimpinan otokratis
- · Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat
- · Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedakan dengan tujuan organisasi
- · Karyawan tergantung pada satu orang dalam organisasi
·
Bentuk
Organisasi Lini dan Staf/Organisasi Garis dan Staf
Dalam bentuk organisasi lini dan staff, pelimpahan
wewenang berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dari pucuk pimpinan ke
kepala bagian di bawahnya. Pada bentuk organisasi ini, terdapat satu atau lebih
pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya berfungsi
sebagai penasihat.
Ciri-ciri organisasi lini dan staff:
- · Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya langsung
- · Jumlah karyawan banyak
- · Organisasi besar
- · Ada dua kelompok kerja yaitu personel lini dan personel staf
Kebaikan organisasi staf dan lini:
- · Pembagian tugas yang jelas
- · Kerjasama dan koordinasi jelas
- · Pengembangan bakat anggota organisasi terjamin
- · Sifatnya fleksibel untuk diterapkan
Keburukan dari bentuk organisasi ini adalah:
- Tugas pokok sering dinomorduakan
- Proses pembuatan keputusan berliku-liku
- Bisa menimbulkan nepotisme jika pertimbangan tidak terkontrol
- Bisa menimbulkan persaingan tak sehat antar pejabat
·
Bentuk
Organisasi Fungsional
Bentuk organisasi fungsional adalah dimana wewenang
dari pimpinan tertinggi dilimpahkan ke kepala bagian yang mempunyai jabatan
fungsional untuk dikerjakan kepada pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
Ciri organisasi fungsional:
- · Organisasi kecil
- · Adanya kelompok kerja staf ahli
- · Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
- · Target organisasi jelas dan pasti
- · Pengawasan ketat
Kebaikan organisasi fungsional:
- Program terarah, jelas dan cepat
- Anggaran, personalia dan sarana tepat dan sesuai
- Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat
Keburukannya organisasi fungsional:
- Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
- Koordinasi sulit dilaksanakan
- Ispeksi sulit dilaksanakan
·
Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi
fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan
dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.
BAB II
KOORDINASI DAN RENTAN
MANAJEMEN
1. Pengertian
Koordinasi
Koordinasi (coordination) adalah proses pengintregrasian
tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan yang terpisah (department atau
bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
sacara efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan department-departement
akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi.
2. Kebutuhan
Koordinasi
Menurut James
D.Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan
organisasi, yaitu:
1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependent), bila
satun-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan
yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi
tergantung kepada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk
suatu hasil akhir.
2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependent),
di mana suatu satuan organisasi harus melakukan
pekerjaan terlebih dahulu sebelum satuan yang lain bekerja.
3. Saling ketergantungan timbale balik (reciporal interdependent)
merupakan hubugan memberi dan menerima antar satuan organisasi.
3.
Mekanisme-Mekanisme Koordinasi
Dalam pengkoordinasian dasar kita harus
mengetahui Mekanisme-mekanisme apa saja yg harus di perhatikan :
A. Hirarki Manajerial
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
B. Aturan dan
prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
C. Rencana dan
penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
4. Meningkatkan
Koordinasi Potensial
Meningkatkan
koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi
menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi
ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
·
Sistem informasi vertical , adalah peralatan melalui mana data
disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di
dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah
dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan
operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi
perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
·
Hubungan-hubungan lateral (harizontal) , Melalui pemotongan rantai
perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan
keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada
beberapa hubungan laterial, yaitu :
ü
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan
efektivit dan efisiensi kerja.
ü
Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen
sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
ü
Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara
formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila
dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
ü
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer
produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus
memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari
seseorang.
ü
Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui
perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya.
Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak
secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
ü
Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan
dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
5. Pengurangan Kebutuhan Akan Koordinasi
A. Penciptaan sumber
daya-sumber daya tambahan.
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
B. Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).
6. Rentang
Manajemen
Rentang manajemen atau rentang kendali
adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang
sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip
rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan
secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik,
demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.
Istilah-istilah lain rentang manajemen:
1. span of control
2. Span of authority(rentang otoritas)
3. Span of attention atau span of supervision
1. span of control
2. Span of authority(rentang otoritas)
3. Span of attention atau span of supervision
Hubungan rentang manajemen dan koordinasi:
”Semakin besar jumlah rentang, semakin sulit untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.
Alasan mengapa penentuan rentang yang tepat sangat penting adalah:
”Semakin besar jumlah rentang, semakin sulit untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.
Alasan mengapa penentuan rentang yang tepat sangat penting adalah:
ü Retang manajemen
mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari
bawahan mereka.
Terlalu melebarnya rentang berarti manajer harus mengendalikan jumlah bawahan yang besar sehingga menyebabkan tidak efisien. Sebaliknya jika rentang terlalu sempit dapat menyebabkan manajer tidak digunakan sepenuhnya.
Terlalu melebarnya rentang berarti manajer harus mengendalikan jumlah bawahan yang besar sehingga menyebabkan tidak efisien. Sebaliknya jika rentang terlalu sempit dapat menyebabkan manajer tidak digunakan sepenuhnya.
ü Ada hubungan
antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur organisasi.
Semakin sempit rentang manajemen, struktur organisasi akan berbebtuk ”tall” dengan banyak tingkat pengawasan di antara manajemen puncak dan tingkat paling rendah. Sedangkan rentang manajemen yang melebar akan menghasilkan struktur yang berbentuk ”flat” yang berarti tingkat manajemen semakin sedikit dan akan mempengaruhi efektifitas manajer di semua tingkatan.
Semakin sempit rentang manajemen, struktur organisasi akan berbebtuk ”tall” dengan banyak tingkat pengawasan di antara manajemen puncak dan tingkat paling rendah. Sedangkan rentang manajemen yang melebar akan menghasilkan struktur yang berbentuk ”flat” yang berarti tingkat manajemen semakin sedikit dan akan mempengaruhi efektifitas manajer di semua tingkatan.
7. Beberapa Jumlah
Rentangan yang Ideal
ü Menurut Henri
Fayol
Jumlah maksimum bawahan yang dapat dikendalikan oleh setiap pengawas produksi dalam organisasi adalah 20 sampai 30 karyawan, sedang setiap kepala pengawas (superintendent) dapat mengawasi hanya 3 atau4 pengawas produksi.
Jumlah maksimum bawahan yang dapat dikendalikan oleh setiap pengawas produksi dalam organisasi adalah 20 sampai 30 karyawan, sedang setiap kepala pengawas (superintendent) dapat mengawasi hanya 3 atau4 pengawas produksi.
ü Menurut V.A.
Graicunas (Konsultan dan ahli Matematika Perancis)
Dalam memilih suatu rentangan, menajer harus mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu dengan satu secara langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan mereka dengan bawahan dalam kelompok dua atau lebih. Jadi, dengan tiga karyawan seorang manajer mempunyai hubungan dengan setiap individu, dan dengan tiga kelompok yang berbeda, yaitu kombinasi dari setiap dua karyawan, dan dengan kelompok yang terdiri dari ketiganya.
Pendekatan Graicunas:
Dalam memilih suatu rentangan, menajer harus mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu dengan satu secara langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan mereka dengan bawahan dalam kelompok dua atau lebih. Jadi, dengan tiga karyawan seorang manajer mempunyai hubungan dengan setiap individu, dan dengan tiga kelompok yang berbeda, yaitu kombinasi dari setiap dua karyawan, dan dengan kelompok yang terdiri dari ketiganya.
Pendekatan Graicunas:
R= n (2n1+ n 1)
Keterangan:
R = Jumlah Hubungan
n = jumlah bawahan
R = Jumlah Hubungan
n = jumlah bawahan
ü Menurut Lyndall F.
Urwick
Tidak ada eksekutif yang dapat mengendalikan secara langsung kerja lebih dari lima, atau paling banyak enam bawahan.
Tidak ada eksekutif yang dapat mengendalikan secara langsung kerja lebih dari lima, atau paling banyak enam bawahan.
ü Menurut Jendral
Ian Hamilton
Otak rata-rata manusia hanya memiliki ruang lingkup yang efektif dalam penanganan dari tiga sampai enam otak manusia lainnya.
Meskipun begitu jumlah rentang menejemen yang mutlak ideal sulit ditentukan, karena hal ini tergantung pada banyak variabel, seperti besarnya organisasi, teknologi, spesialisasi, kegiatan-kegiatan rutin, tingkat manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya. Karena itu para penulis hanya dapat menemukan rentang yang optimal untuk situasi khusus melalui penentuan batasan rentangan bagi organisasi pada umumnya.
Otak rata-rata manusia hanya memiliki ruang lingkup yang efektif dalam penanganan dari tiga sampai enam otak manusia lainnya.
Meskipun begitu jumlah rentang menejemen yang mutlak ideal sulit ditentukan, karena hal ini tergantung pada banyak variabel, seperti besarnya organisasi, teknologi, spesialisasi, kegiatan-kegiatan rutin, tingkat manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya. Karena itu para penulis hanya dapat menemukan rentang yang optimal untuk situasi khusus melalui penentuan batasan rentangan bagi organisasi pada umumnya.
8. Rentang
manajemen dan tingkatan organisasional
A. 1 Tingkatan
Manajemen
1 Manajer Rentangan datar (Flat)
(32) Karyawan
1 Manajer Rentangan datar (Flat)
(32) Karyawan
B. 2 Tingkatan Manajemen
5 Manajer Rentangan lebih tinggi
5 Manajer Rentangan lebih tinggi
C. 3 Tingkatan Manajemen
11 Manajer
Rentang Tinggi (tall)
11 Manajer
Rentang Tinggi (tall)
PENJELASAN
Suatu organisasi (secara teoritik) dengan 32 tenaga operatif
ditunjukan dalam tiga struktur rentang manajemen, di mana setiap struktur
memerlukan jumlah manajer yang berbeda.
·
Pada struktur A, seorang menajer mengawasi secara langsung
keseluruhan 32 bawahan, yang menghasilakn rentang manajemen yang sangat lebar
dan struktur organisasi yang datar (flat).
·
Pada struktur B, menunjukan
rentangan manajemen yang lebih sempit dan struktur organisasi yang lebih
tinggi.
·
Pada struktur C, dengan
retang manajemen hanya 4 ada 11 manajemen dengan 3 tingkatan, yang membuat
rentang manajemen sangat sempit dan struktur organisasi sangat tinggi.
9. Rentang
Manajemen Lebar Versus Sempit
Ø Rentang Manajemen
Yang Melebar
Alasan digunakan: Tingkatan hirarki yang semakin tinggi cenderung mengurangi kecepatan waktu penyebaran informasi dari atas ke bawah.
Alasan digunakan: Tingkatan hirarki yang semakin tinggi cenderung mengurangi kecepatan waktu penyebaran informasi dari atas ke bawah.
·
Lebih banyak jumlah tingkatan yang dilalui informasi, lebih besar
kemungkinan penyimpangan atau distorsi.
·
Penambahan tingkatan menajemen memakan biaya, karena memerlukan
penambahan gaji meterial.
·
Penggunaan sumber daya manajer secara efisien.
Ø Rentang Manajemen
Yang Menyempit
Alasan digunkan: pada umumnya moral dan produktifitas karyawan akan meningkat dalam organisasi-organisasi kecil daripada dalam organisasi-organisasi besar.
Alasan digunkan: pada umumnya moral dan produktifitas karyawan akan meningkat dalam organisasi-organisasi kecil daripada dalam organisasi-organisasi besar.
·
Penggunaan rentang manajemen terlalu melebar berarti manajer tidak
akan dapat menjalankan fungsi-fungsi dengan efektif dan mencurahkan
perhatiannya kepada seluruh bawahan secara perseorangan.
·
Koordinasi dan kooperasi berkembang baik, karena setiap individu
mengelola fungsi sendiri dan dengan bantuan minimum dari atasan.
10.
Prinsip-Prinsip Manajemen
- · Prinsip rentangan pengawasan
adalah jumlah bawahan yang dapat diatasi secara langsung oleh atasannya, secara efektif. Dalam menyusun organisasi sebaiknya untuk top manajer hanya memiliki bawahan langsung sejumlah empat sampai delapan saja. Jika lebih dari itu pengawasan menjadi tidak effektif lagi dan akan meugikan organisasi itu sendiri.
- · Prinsip keseragaman.Dalam menyusun bagian sub bagian organisasi (departemenisasi) dengan memperhatikan aktivitas yang seragam dikelompokkan kedalam satu satuan kerja yang mewadahinya. Sebagai contoh segala aktivitas yang menyangkut keuangan ditampung dalam satuan kerja bidang keuangan atau departemen keuangan. Apabila ada bidang tugas yang tidak seragam ditampung dalam satu departemen, hasilnya akan kurang dan bahkan dapat mengakibatkan kekacauan dan kegagalan organisasi itu. Katakanlah kegiatan keuangan dicampur dengan kegiatan produksi dan dilaksanakan dibawah departemen keuangan, maka hal ini tidak melaksanakan prinsip keseragaman tadi dan yakinlah bahwa akan membingungkan pelaksanaannya.
- · Prinsip pendelegasian.Mengingat kemampuan manusia serba keterbatasan dan semakin kompleks organisasi menuntut beban kerja yang semakin banyak dan mungkin tuntutan kerjanya akan bersamaan. Demikian keadaan yang dihadapi oleh seorang manajer sehingga dengan prinsip pendelegasian, maka sebagian tugasnya perlu diserahkan kepada bawahan siapa yang dipercayakannya. Apabila tidak, akan terjadi tumpukan dan keterbengkalaian tugas serta kelelahan manajer yang mengakibatkan faktor penyebab kegagalannya.
- · Prinsip perencanaan. Hanyalah dengan perencanaan yang mengakibatkan ketertiban dan kelancaran kerja yang lebih terarah akan memberi jaminan hasil yang lebih mekuaskan. Tanpa perencanaan atau tiba masa tiba akal akan mengundang kekosongan kerja. Oleh karena itu, setiap usaha mencapai tujuan hendaknya melaksanakan prinsip ini, yaitu menyusun rencana kerja sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Penyusunan rencana hendaknya memperhatikan proses rencana, yaitu menentukan masalahnya, mengumpulkan data/fakta yang relevan dengan masalahnya, menganalisa, menemukan alternatif dan memilih alternatif yang paling menguntungkan untuk ditentukan sebagai rencana.
- · Prinsip penyusunan kebijakan.
Di dalam pelaksanaan kegiatan, diperlukan kebijakan sebagai pedoman kerja umum dalam menghadapi situasi-situasi tertentu. Oleh karena itu, setiap kegiatan usaha mencapai tujuan harus menyusun kebijakan yang diperlukan sebagai pedoman umum.
- · Prinsip kepemimpinan. Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan bantuan orang lain. Jadi di sini akan terdapat lebih dari satu orang. Agar kegiatan masing-masing orang terkoordinir dan terarah maka harus ada yang memimpinnya. Oleh karena itu dalam setiap usaha mencapai tujuan harus ditunjuk seorang atau lebih untukbertindak selaku manajernya
- · Prinsip fungsi staf.
Dalam suatu organisasi, tujuan yang akan dicapai biasanya menyangkut kegiatan yang luas dan berdimensi banyak. Sudah dikatakan terdahulu bahwa kemampuan seseorang serba keterbatasan. Dengan tugas manajer yang demikian luasnya kegiatan yang harus dilaksanakan, maka perlu mengangkat staff atau menunjuk orang lain untuk menjalankan fungsi staff, yaitu menjalankan kegiatan perencanaan pengembangan, penyumbang ide-ide dan standar-standar.
- · Prinsip Keseimbangan/keselarasan.
Dalam suatu organisasi biasanya dibagi dalam beberapa devisi atau sub devisi. Agar pekerja dapat berjalan lancar maka beban kerja untuk masing-masing sub devisi atau masing-masing devisi harus berimbang atau selaras. Prinsip ini penting untuk dituruti karena kenyataan yang ada kegiatan dalam organisasi saling mengkait, sehingga apabila satu devisi atau sub devisi kelebihan beban kerja sedang divisi atau sub devisi lain kekurangan beban kerja maka akan terganggulah usaha mencapai tujuan
- · Prinsip koordinasi.
Dalam suatu organisasi, biasanya orang menerapkan spesialisasi agar efisiensi kerja bertambah. Namun, semakin jauh spesialisasi kerjasama menjadi semakin sukar. Oleh karena itu perlu dilaksanakan prinsip koordinasi ini, yaitu semikin jauh spesialisasi hendaknya diusahakan koordinasi yang baik. Dengan koordinasi yang baik, maka tindakan pengarahan dan kerja sama antar bagian menjadi lebih baik
- · Prinsip pengambilan putusan. Pelaksanaan tugas mencapai tujuan, sebenarnya terdiri dari rangkaian putusan-putusan dari atas sampai ke tingkat paling bawah. Oleh karena itu dalam melaksanakan manajemen hendaknya diambil putusan yang terbaik untuk kegiatan atas sampai tingkat yang paling bawah.
- · Prinsip standardisasi.
Agar tidak terjadi penyimpangan dari tujuan yang ingin dicapai, maka setiap tindakan harus memiliki tolok ukurnya yang berupa standar-standar. Dengan kata lain, dalam pelaksanaan manajemen harus dibuat standardisasi kegiatan untuk tolok ukurnya sehingga kalau terjadi penyimpangan dapat segera diketahui dengan mudah.
- · Prinsip pengawasan. Agar setiap kegiatan perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus dilaksanakan dengan baik. Untuk itu, perlu pelaksanaan pengawasan apabila terjadi penyimpangan, maka dapat segera diluruskan atau dikembalikan pada rencana.
- · Prinsip keluwesan/fleksibilita. Manajemen yang baik adalah manajemen yang luwes, artinya putusan yang diambil mudah menyesuaikan dengan perubahan situasi. Karena itu putusan manajemen harus memenuhi kriteria keluwesan ini.
- · Prinsip fakta.
Dalam pengambilan putusan selalu didasarkan pada data. Data sendiri, ada yang berupa fakta, yaitu data atas pengalaman yang lalu atau data tentang kejadian yang benar telah terjadi, dan data yang berupa opini, yaitu data yang sifatnya masih “kira-kira” dari beberapa kejadian. Agar suatu putusan berjalan dengan mantap, maka putusan tersebut harus didasarkan pada fakta, dan bukan didasarkan pada opini.
- · Prinsip hubungan antar manusia.
Dalam pelaksanaan tugas manajemen akan selalu terjadi hubungan antar manusia dalam organisasi. Hubungan antar manusia ini akan berjalan lancar, kalau dalam hubungan kerja sama tadi dilandasi oleh dasar hubungan manusiawi yang terdiri dari dasar anggapan:
ü
Setiap manusia
berbeda satu dengan lainnya, sehingga dalam bekerja sama dengan orang yang
berbeda harus dijalankan perlakuan yang berbeda pula.
ü
Setiap orang memiliki
harga diri yang berbeda-beda, karena itu dalam kontak kerjasama tidak boleh
meremehkan harga diri partner kerjasamanya.
ü
Setiap orang memiliki
kepentingan timbal balik, sehingga setiap orang akan mau diajak kerja sama
dalam organisasi.
ü
Setiap orang memiliki
motivasi yang merangsangnya untuk bekerja keras oleh karena itu dalam suatu
kerja sama hendaknya dipergunakan motivasi
- Prinsip spesialisasi.
Dalam pelaksanaan manajemen, spesialisasi akan mampu memperbaiki mutu produk, mutu jasa, dan mutu meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Oleh karena itu dalam pelaksanaan manajemen hendaknya prinsip spesialisasi ini diterapkan.
- Prinsip penyederhanaan.
Kadang dalam pelaksanaan kegiatan manajemen terdapat banyak kegiatan yang dapat dihilangkan, atau dengan kata lain sering dijumpai dalam suatu organisasi terdapat kegiatan-kegiatan yang tidak diperlukan. Kegiatan yang tidak diperlukan ini sebaiknya dihilangkan saja atau proses, sistem dan prosedur disederhanakan. Dengan kaidah penyederhanaan ini maka efektivitas dan pengawasan manajemen akan dapat ditingkatkan.
- Prinsip produktivitas indiividu.
Dalam pelaksanaan manajemen, peningkatan produktivitas individu adalah sangat penting dijaga, karena dengan produktivitas individu yang tinggi, maka produktivitas organisasi otomatis juga tinggi. Oleh karena itu, dalam menjaga tingkat produktivitas individu tetap tinggi, maka individu harus diserahi tugas-tugas yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki baik karena bakatnya maupun karena pendidikannya
- Prinsip tugas dan penyelesaiannya.
Pada umumnya orang akan dapat bekerja dengan giat apabila padanya diserahi tugas dan juga ditentukan waktu penyelesaiannya. Tanpa diberikan “deadline” orang akan bermalas-malas dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu dalam memberikan tugas kepada bawahan harus selalu disertai jadual kerjanya.
Diantara
sekian prinsip manajemen yang dikemukakan tersebut di atas, tidak selamanya
cocok dengan situasi manajemen modern. Sebagai contoh dengan struktur
organisasi matriks dan sistem otonomi daerah mengakibatkan prinsip kesatuan
komando dan sentralisasi tidak dapat diterapkan. Namun pada situasi tertentu
prinsip tersebut masih sangat dianjurkan, misalnya pada organisasi militer yang
sangat ketat dengan prinsip kesatuan komando/perintah. Jadi penerapan prinsip
manajemen ini sesuai dengan situasi dan kondisi dimana manajemen itu
dilaksanakan.
11. Tingkatan Manajemen
Dilihat dari
tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:
1.
Manajemen Puncak
(Top Management)
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya. Misal:
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya. Misal:
2.
Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.
3.
Manajemen Bawah/Lini (Low Management)
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tngkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tngkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.
Berikut adalah
skema manajemen berdasarkan tingkatanya:
Dilihat dari kegiatan yang dilakukan :
1. Manajer
Fungsional, bertanggung jawab pada suatu kegiatan unit organisasi (produksi,
pemasaran, keuangan, personalia, dll
2. Manajer Umum, bertanggung jawab atas semua
kegiatan unit.
12. Kegiatan-kegiatan manajer
Manajer adalah seorang yang karena pengalaman,
pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh organisasi untuk memimpin,
mengatur, mengelola, mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi dalam
rangka mencapai tujuan.
Tugas-Tugas
Seorang Manajer adalah :
• Memimpin organisasi
• Mengatur organisasi
• Mengendalikan organisasi
• Mengembangkan organisasi
• Mengatasi berbagai masalah yang terjadi di dalam organisasi
• Menciptakan kerja sama di dalam organisasi.
• Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak di luar organisasi
• Menumbuhkan kepercayaan
• Meningkatkan rasa tanggung jawab
• Mengawasi/mengendalikan kegiatan organisasi
• Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
• Menggali dan mengembangkan potensi sumber daya.
• Memimpin organisasi
• Mengatur organisasi
• Mengendalikan organisasi
• Mengembangkan organisasi
• Mengatasi berbagai masalah yang terjadi di dalam organisasi
• Menciptakan kerja sama di dalam organisasi.
• Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak di luar organisasi
• Menumbuhkan kepercayaan
• Meningkatkan rasa tanggung jawab
• Mengawasi/mengendalikan kegiatan organisasi
• Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
• Menggali dan mengembangkan potensi sumber daya.
Manajer dalam hubungan dengan menajemen menjelaskan tentang substansi tugas yang ada padanya. Pada satu sisi, manajer ada pada posisi tugas pelaksana kepemimpinan dengan membantu pemimpin memimpin pekerjaan yang bersifat departemenal. Di sini manajer adalah kepala atau pemimpin suatu departemen atau unit kerja dalam suatu organisasi. Pada sisi yang bersifat lebih substansial, manajemen adalah tugas seorang manajer yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas kepemimpinan pada asas manajerial. Tentu tatkala melaksanakan tugasnya, manajer memanejemeni, tetapi perbedaannya, ialah bahwa ia memanejemeni tugasnya atas nama pemimpin yang mendelegasikan tugas manajerial kepadanya.
Peran Manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
·
Peran
antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
·
Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar
informasi, serta peran sebagai juru bicara.
·
Peran
pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok
ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber
daya, dan perunding.
Adapun jenis – jenis keputusan yang dihasilkan dari seorang manajer adalah sebagai berikut:
Adapun jenis – jenis keputusan yang dihasilkan dari seorang manajer adalah sebagai berikut:
a. Keputusan Terperogram
Keputusan terperogram adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan, peraturan atau prosedur tertentu. Kebijakan yangmempermudah pengambilan keputusan dalamsituasi yangberulang–ulang dengan membatasi atau bahkan meniadakan alternative.bilasuatu masalah timbul kembali dan bila unsurkomponennya dapat ditentukan,diramalkan dan dianalisis, maka masalah tersebut dapat dipecahkan dengan pengambilan keputusan terperogram.
Keputusan terperogram adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan, peraturan atau prosedur tertentu. Kebijakan yangmempermudah pengambilan keputusan dalamsituasi yangberulang–ulang dengan membatasi atau bahkan meniadakan alternative.bilasuatu masalah timbul kembali dan bila unsurkomponennya dapat ditentukan,diramalkan dan dianalisis, maka masalah tersebut dapat dipecahkan dengan pengambilan keputusan terperogram.
b.
Keputusan
Tidak Terperogram
Keputusan tidak terperogram adalah untuk memecahkan masalah yang luar biasa atau masalah istimewa. Jika suatu masalah jarang sekali muncul sehingga tidak tercakup oleh suatu kebijakan atau masalah tersebut sedemikian penting sehingga membtuhuhkan perlakuan khusus, maka masalah tersebut harus ditangani dengan suatu keputusan tidak terperogram. Misalnya, seseorang berada pada posisi yang lebih tinggi dalam hirarki organisasi, kemampuan untuk mengambil keputusan tidak terperogram menjadi lebih penting, karena secara progresif lebih banyak keputusan tidak terperogram.
Keputusan tidak terperogram adalah untuk memecahkan masalah yang luar biasa atau masalah istimewa. Jika suatu masalah jarang sekali muncul sehingga tidak tercakup oleh suatu kebijakan atau masalah tersebut sedemikian penting sehingga membtuhuhkan perlakuan khusus, maka masalah tersebut harus ditangani dengan suatu keputusan tidak terperogram. Misalnya, seseorang berada pada posisi yang lebih tinggi dalam hirarki organisasi, kemampuan untuk mengambil keputusan tidak terperogram menjadi lebih penting, karena secara progresif lebih banyak keputusan tidak terperogram.
Mintzberg kemudian
menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manager
adalah berinteraksi dengan orang lain.
13. Peran-Peran Manajemen
Pada akhir 1960-an, Henry Mintzberg, seorang lulusan MIT, melakukan
penelitian saksama terhadap lima orang eksekutif untuk menentukan tugas mereka.
Berdasarkan observasinya, Mintzberg menyimpulkan bahwa manajer melakukan
sepuluh peran atau rangkaian perilaku yang berbeda dan saling berkaitan erat.
Seperti yang diperlukan dalam Tampilan 1-1, kesepuluh peran ini bisa
dikelompokkan sebagai (1) antarpersonal, (2) informasional, dan (3) pengambilan
keputusan.
Peran Antarpersonal
Semua manajer diharuskan melakukan tugas –
tugas terkait seremonial dan bersifat simbolis. Sebagai contoh, ketika rektor
perguruan tinggi memberikan ijazah sarjana pada acara wisuda atau seorang
pengawas pabrik menjadi pemandu tur pabrik untuk sekelompok murid sekolah
menengah, ia berperan sebagai tokoh utama (figurehead).
Semua manajer memiliki peran kepemimpinan. Peran ini mencakup perekrutan,
pelatihan, pemberian motivasi, dan pendisiplinan karyawan. Peran ketiga dalam
pengelompokan antarpersonal adalah peran penghubung. Mintzberg mendeskripsikan
aktivitas ini sebagai hubungan dengan individu luar yang memberikan informasi kepada manajer tersebut. Individu luar tersebut
mungkin adalah individu atau kelompok di dalam atau di luar organisasi. Manajer
penjualan yang mendapatkan informasi dari manajer pengendalian kualitas di
perusahaannya sendiri mempunyai kerja sama hubungan internal. Ketika manajer
penjualan tersebut berhubungan dengan eksekutif penjualan lain melalui sebuah
perdagangan pemasaran, ia mempunyai suatu kerja sama hubungan eksternal.
Peran Informasional
Semua manajer, sampai pada tingkat
tertentu, mengumpulkan informasi dari organisasi – organisasi dan institusi
luar. Biasanya, mereka mendapatkan informasi dengan membaca majalah dan
berkomunikasi dengan individu lain untuk mempelajari perubahan selera
masyarakat, apa yang mungkin direncanakan oleh para pesaing, dan semacamnya.
Mintzberg menyebut hal ini sebagai peran pemantau. Para manajer juga bertindak
sebagai penyalur untuk meneruskan informasi ini kepada anggota organisasional.
Hal ini disebut sebagai peran penyebar. Selain itu, manajer bertindak selaku
juru bicara ketika mereka mewakili organisasi di hadapan pihak luar.
Peran Pengambilan Keputusan
Akhirnya, Minzberg mengidentifikasikan
empat peran terkati pengambilan keputusan. Dalam peran kewirausahaan, para
manajer memulai dan mengawasi proyek – proyek baru yang akan meningkatkan
kinerja organisasi mereka. Sebagai penyelesaian masalah, manajer melakukan
tindakan korektif untuk menyelesaikan berbagai masalah yang tidak terduga.
Sebagai pengalokasi sumber daya, manajer bertanggung jawab menyediakan sumber
daya manusia, fisik, dan moneter. Terakhir, manajer memainkan peran negosiator,
di mana mereka mendiskusikan berbagai persoalan dan tawar – menawar dengan unit
– unit lain demi keuntungan unit mereka sendiri.
14. Keterampilan Manajemen
Pembagian Keterampilan Manajemen Robert L.Katz pada tahun 1970-an mengemukakan
bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga
keterampilan tersebut adalah:
a.
Keterampilan konseptual
(conceptional skill), manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan
untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau
ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana
kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan atauplanning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
b. Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanityskill), • selain kemampuan konsepsional,
manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau
keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan
kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif,
bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
Keterampilan ini bisa juga diklasifikasikan dalam :
(a)
kepemimpinan dalam kelompok sendiri (intra-group skill)
(b)
keterampilan dalam mengelola hubungan antar kelompok (inter-group skill).
Dalam
ranah tingkat manajemen, intra-group skill mempunyai peran dominan pada
kelompok manajer dasar (first line management) dan menengah (middle
management), maka inter-group skill sangat dirasakan penting peranannya pada
manajer tingkat atas (higher level/top management). Untuk menguasai
keterampilan ini, seorang manajer harus dapat mengembangkan sendiri persepsi
pribadinya terhadap aktivitas orang lain sehingga ia dapat:
· mengenali
perasaan dan sentimen dalam situasi tertentu;
· mempunyai
sikap terhadap pengalamannnya sendiri dan berusaha untuk belajar dari
pengalaman itu;
· mengembangkan
kemampuan untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang melalui tindakan
dan kata-kata mereka;
mengembangkan
kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dan sikapnya kepada orang lain secara
tepat. Pelatihan yang bersifat spontan dan dipandu oleh seorang pelatih yang
berpengalaman dapat memberikan nuansa positif bagi pengenalan dan pengembangan
keterampilan ini.
c.
Keterampilan teknis
(technicalskill) keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer
pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan
untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program
komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Daftar Pustaka :
1. Pengantar Manajemen, Edisi Pertama Penulis : Ernie Tisnawati & Kurniawan SaefullahPenerbit : Kencana, Jakarta 2005
2. http://rachmabuana.blogspot.com/2013/11/pengertian-pengorganisasian-organizing.html
3. http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html
4. https://belajarmanagement.wordpress.com/2010/02/24/bentuk-bentuk-organisasi/
Anita Muhalimah (Kelompok 3)
1EB37
21214318
Tidak ada komentar:
Posting Komentar