Jumat, 16 Oktober 2015

Contoh Kasus UKM



Sentra Kerajinan Bambu
Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah : Studi Kasus di Sentra Kerajinan Bambu (SKB) Putra Kerajinan Kota Tasikmalaya
Abstrak : Kota Tasikmalaya telah dikenal sebagai pusat kerajinan nasional, salah satunya adalah kerajinan bambu. Kerajinan bambu yang dihasilkan oleh usaha kecil menengah, yang perlu strategi karena tantangan yang dikemukakan banyak baru-baru ini. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (SWOT) analisis yang digunakan untuk menentukan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Kemudian, hasilnya digunakan untuk memilih stretegy serta prioritas yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Enam faktor internal SKB untuk kekuatan yang terkenal dan berkualitas produk, promosi terus menerus, kelancaran sirkulasi penerimaan kredit dan pembayaran, kondisi baik lokakarya dan alat-alat, dukungan pemerintah dan loyalitas pembeli. Sedangkan kelemahan SKB adalah sistem manajemen tidak profesional, kurangnya bahasa asing (Inggris) kemampuan, tidak memiliki perkebunan bambu sendiri sebagai sumber bahan baku, belum adanya visi dan misi dan tidak memiliki outlet perwakilan luar Tasikmalaya. Di sisi lain, empat faktor eksternal sebagai peluang mekanisasi pada proses produksi, permintaan produk parquete bambu, ketersediaan kontribusi govenrment mesin pengolah limbah bambu dan sertifikasi produk dan proses. Sedangkan tiga ancaman eksternal adalah munculnya competitiors baru, menurunnya minat dari pengrajin pemuda dan penurunan potensi bambu. SKB Kerajinan Putra adalah perusahaan yang lemah dan ancaman terhadap resiko banyak, sehingga membutuhkan startegy yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman. Prioritas pengembangan strategi terpilih adalah kemampuan dan peningkatan keterampilan staf dan identitas pengrajin dan perusahaan pembuatan oleh pekerja kreatif.

Opini : Menurut saya, dalam kasus UKM tersebut bahwa Sentra Kerajinan Bambu (SKB) mempunyai kelemahan pada system manajemen yang tidak professional,kurang nya bahasa asing (inggris),sebab kota Tasikmalaya dikenal dalam kerajinan yang sudah terkenal dalam maupun luar negeri dalam menyelesaikan masalah tersebut harus di tingkatkan dalam system manajemen, dan karyawan nya harus menjalani tes atau mengikuti pelatihan bahasa asing sehingga makin banyak pembeli yang berasal dari luar negeri sehingga meningkatkan pendapatan.